Melihat perkembangan jaman saat ini sungguh memiliki pertumbuhan yang pesat dengan teknologi yang terupdate. Setiap manusia berkembang dan menjadi sukses dengan ilmu dan pengalaman yang pernah iya lakukan. Nah disini kita membagi ilmu tentang STATISTIKA, apa itu definisi Statistika? bagaimana perkembangan sejarahnya? bagaimana anda membedakan statistika dengan matematika? dan seperti apa statistika dalam kehidupan ini?. Berikut kami rangkum dan kami jelaskan secara paham.
I. DEFINISI
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KKBI) adalah ilmu
tentang cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis, dan
mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka. Atau bisa di
artikan sebagai pengetahuan yg berhubungan dng pengumpulan data, penyelidikan
dan kesimpulannya berdasarkan bukti, berupa catatan bilangan (angka-angka).
Menurut Kamus OXFORD online adalah praktek atau ilmu
mengumpulkan dan menganalisis data numerik dalam jumlah besar, terutama untuk
tujuan menyimpulkan proporsi di keseluruhan dari orang-orang dalam sampel yang
representatif. Menurut Kamus Encyclopedia Britania adalah Statistik,
ilmu mengumpulkan, menganalisis, menyajikan, dan menafsirkan data. Data adalah
fakta dan angka yang dikumpulkan, dianalisis, dan diringkas untuk presentasi
dan interpretasi. Data dapat diklasifikasikan sebagai kuantitatif atau
kualitatif. Mengukur data kuantitatif baik berapa banyak atau berapa banyak
dari sesuatu, dan data kualitatif memberikan label, atau nama, untuk kategori
item seperti.
II SEJARAH
SEJARAH PERKEMBANGAN STATISTIKA DAN APLIKASINYASony Sunaryo1, Setiawan1, Anik Djuraidah1
Asep Saefuddin2
1) Dosen pada Jurusan Statistika FMIPA ITS, Surabaya
2) Dosen pada Departemen Statistika FMIPA IPB,Bogor
Statistika diawali sebagai ilmu untuk mengumpulkan angka (data). Pada abad 17 statistika deskriptif mulai berkembang, begitu juga ilmu peluang yang awalnya dilahirkan dari meja judi sudah mulai muncul. Ilmu peluang ini melandasi berkembangnya statistika induktif yang terjadi pada pertukaran abad 19 dan 20 dengan Karl Pearson sebagai pelopornya. Statistika induktif berkembang pesat setelah R. A. Fisher memperkenalkan metode Maximum Likelihood pada tahun 1922. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer, metode eksplorasi data dan bootstrap mulai berkembang pada tahun 1970. Metode ini sebagai awal dari analisis data tanpa model peluang yang populer dengan data driven. Seiring dengan perkembangan statistika induktif, statistika mulai diterapkan pada berbagai bidang seperti ekonomi, industri, pertanian, sosiologi, psikologi, dan lain-lain.Di bidang ekonomi aplikasi statistika pada ekonometrika sedangkan dibidang industri aplikasi yang sangat terkenal adalah metode Quality Control dan metode Six-Sigma. Pada abad 21 diperkirakan metode data mining akan banyak digunakan dalam bidang terapan. Perkembangan ini akan berpengaruh terhadap model pendidikan dan pengajaran statistika dewasa ini. Di Indonesia penggunaan statistika dipelopori dengan dibukanya program pendidikan statistika di bawah naungan Jurusan Statistika IPB (S1 sejak tahun 1967 dan S2 sejak tahun 1975).Peran Jurusan Statistika IPB baik lewat mata kuliah pelayanan pada jurusan lain di lingkungan IPB, maupun para lulusannya yang sudah tersebar di bergai bidang pekerjaan memberikan dampak positif bagi penggunaan statistika sebagai alat bantu analisis. Sekarang selain IPB ada PTN dan PTS yang telah membuka jurusan statistika.
AWAL PERKEMBANGAN STATISTIKA SECARA UMUM
Perkembangan statistika diawali sebagai suatu ilmu yang membahas cara-cara mengumpulkan angka sebagai hasil pengamatan menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami. Menurut Spiegel (1961) statistika berasal dari kata “status” yang berarti negara. Sehingga pada awalnya statistika berkaitan dengan ilmu untuk angka-angka (keterangan) atas perintah raja suatu negara, yang ingin mengetahui kekayaan negaranya, jumlah penduduk, hewan piaraan, hasil pertanian, dan modal. Contoh tertua mengenai hal ini dapat diambil dari zaman Kaisar Agustus yang membuat pernyataan bahwa seluruh dunia harus dikenai pajak, sehingga setiap orang harus melapor kepada statistikawan terdekat (pengumpul pajak). Peristiwa lain di dalam sejarah yang dapat dikemukakan ialah sewaktu William si Penakluk memerintahkan mengadakan pencacahan jiwa dan kekayaan di seluruh wilayah Inggris untuk pengumpulan pajak dan tugas militer. Semua pengamatan dicatat di dalam sebuah buku yang dikenal dengan Domesday Book.
Dari keperluan semacam ini timbullah teknik pencatatan angka-angka pengamatan dalam bentuk daftar dan grafik. Bagian statistika yang membicarakan cara mengumpulkan dan menyederhanakan angka-angka pengamatan ini dikenal sebagai statistika deskriptif. Statistika deskriptif dapat berkembang tanpa memerlukan dasar matematika yang kuat, selain kecermatan dalam teknik berhitung.
Sejak tahun 1700-an analisis data yang dilakukan secara deskriptif berdasarkan tabel-tabel frekuensi, rataan, dan ragam untuk sampel (contoh) ukuran besar. Tahun 1800-an merupakan awal penggunaan grafik-grafik untuk penyajian data,seperti histogram, sejalan dengan penemuan sebaran (kurva) Normal. Florence Nightengale (1820-1920) adalah seorang perawat yang terkenal dengan inovasi di bidang ilmu perawatan merupakan pelopor dalam penyajian data secara grafik. Selama perang Crimean, Nightengale mengumpulkan data dan membuat sistem pencatatan. Dari data tersebut dapat ditentukan tingkat mortalitas yang dapat menunjukkan hasil perbaikan kondisi kesehatan yang cenderung menurunkan tingkat kematian. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk grafik yang merupakan suatu inovasi statistika waktu itu.
Dalam statistika
deskriptif tidak ada perbedaan antara data yang diperoleh dari sampel dengan
populasinya, kemudian apa yang dihitung dari sampel digunakan untuk menandai
populasi.Pada taraf selanjutnya orang tidak puas hanya mengumpulkan angka-angka pengamatan saja.
Mereka juga tidak puas bahwa yang diperoleh dari sampel digunakan untuk
mencirikan populasi.Timbul lah usaha-usaha untuk memperbaiki kesimpulan dalam melakukan ramalan-ramalan
populasi berdasarkan angka-angka statistika
yang dikumpulkan dari sampel tersebut. Bagian ilmu
yang membahas cara-cara mengambil kesimpulan berdasarkan angka-angka pengamatan
ini dinamakan statistika induktif. Perkembangan statistik
induktif tidak lepas dari pengetahuan mengenai peluang, maka ada baiknya kita
lihat terlebih dahulu sejarah
perkembangan ilmu peluang yang mendasari statistika induktif.
III. MATERI STATISTIKA
A. Metode
Statistika dapat dibagi menjadi :
1. Statistika Deskriptif (deskriptif artinya bersifat memberi gambaran)
2. Statistika Inferensia = Statistika Induktif (inferential; inference artinya menarik opini/kesimpulan)
Statistika Deskriptif : metode yang berkaitan dengan pengumpulan, peringkasan ,penyajian data sehingga memberikan informasi organisation, summarization and presentation of data.
Statistika Inferensia : metode yang berkaitan dengan analisis data untuk peramalan dan/atau penarikan kesimpulan.
Contoh Statistika Deskriptif
Peringkasan data dalam bentuk :
1. Tabulasi data (Tabel)
2. Diagram Balok (Histogram)
3. Diagram Kue (Pie Chart).
Contoh Statistika Inferensia
1. Metode Pendugaan Statistik
2. Pengujian Hipotesis
3. Regresi dan Korelasi
Contoh Soal : (deskriptif atau inferensia ?) (data sekunder atau primer?) (data numerik atau kategorik?)
- Gemar Bertanya -- seorang mahasiswa STIE Gunadarma - - melakukan wawancara terhadap 10 orang pedagang kaki lima di pasar Depok. Mahasiswa tersebut melaporkan (dalam penulisan ilmiahnya) bahwa besarnya pendapatan rata-rata kesepuluh pedagang adalah Rp. 358.897,35/bulan
jawab : deskriptif, primer dan numerik.
- Di Bursa Efek Jakarta, pembelian rata-rata saham UNTUNG Corp. dalam 6 bulan terakhir mengalami peningkatan sebesar 38.47 %. Berdasarkan kenaikan tersebut, Saham Jaya -- seorang pialang meramalkan pada akhir tahun, harga saham Untung Corp. akan meningkat hingga 40 % dari harga sekarang.
jawab : inferensia, sekunder, numerik.
- Harian KOMPAK mengadakan angket bagi para remaja. Salah satu pertanyaan yang ditulis adalah "Setelah tamat SMA apa yang akan anda lakukan?" Jawaban yang diterima sangat bervariasi, namun terdapat kecenderungan yang nyata, sehingga redaksi KOMPAK dapat menggolongkan jawaban-jawaban menjadi tiga kelas, yaitu : "melanjutkan ke PT"; "bekerja" dan "tidak tahu".
jawab : deskriptif, primer, kategorik.
B. Populasi Vs Contoh/Sampel
Populasi: keseluruhan pengamatan yang menjadi inti penyelidikan/penelitian.
Contoh/Sampel : himpunan bagian dari populasi
Ukuran Populasi : banyaknya anggota populasi
Ukuran Sampel : banyaknya anggota sampel
Bias suatu sampel : perbedaan ciri sampel dengan populasi tempat sampel ditarik/diambil.
Pengambilan sampel harus dilakukan dengan hati-hati, agar bias dapat minimal.
C. Jenis Data
Berdasarkan sumber data dikenal 2 jenis data, yaitu :
a. Data Primer : data yang diusahakan/didapatkan sendiri misalnya : dengan melakukan wawancara, pengukuran atau penelitian langsung. observasi di lapang.
b. Data Sekunder : data yang diperoleh dari referensi/instansi/lembaga lain misalnya : data diperoleh dari BPS, LIPI, dsb.
Berdasarkan sifat data :
a. Data Numerik (Kuantitatif) : dinyatakan dalam besaran numerik (angka).
misalnya : data pendapatan per kapita, data harga. dll
b. Data Kategorik(Kualitatif) : diklasifikasi berdasarkan kategori tertentu.
misalnya : data hasil wawancara yang dijawab : "YA" atau "TIDAK" Data kategorik mungkin dikonversi menjadi Data Numerik. Hal ini dilakukan dengan memberi bobot pada setiap kategori.
IV. Perbedaan Statistika dan Matematika
Pertama, statistika lebih menekankan kepada penalaran induktif sedangkan matematika cenderung menggunakan penalaran deduktif. Matematika dikatakan deduktif karena beranjak dari aksioma dan teorema sehingga memunculkan penalaran-penalaran, model-model dan bukti baru berdasarkan aksioma dan teorema yang telah ada sebelumnya. Statistika, dengan situasi yang sama dan data yang sama pula bisa memberikan cara menganalisis yang berbeda dan memunculkan kesimpulan yang berbeda pula. Hal itu membutuhkan penalaran induktif, bekerja dengan randomisasi/pengacakan, pengambilan kesimpulan yang sesuai dan menginterpretasi hasil yang didapat.
Kedua, matematika menyajikan abstraksi sedangkan statistika memberikan wawasan dengan penginterpretasikan situasi nyata. Matematika merupakan ilmu yang abstrak, pada awalnya mungkin terkesan nyata tetapi pada akhirnya matematika akan cenderung abstrak. Sedangkan statistika lebih cenderung ke kejadian nyata seperti untuk mengetahui berapa jumlah penduduk yang bekerja dan merasa puas dengan pekerjaannya, mengetahui jumlah prosentasi ikan yang ada di lautan, kita tidak bisa menggunakan perhitungan yang tepat karena kita hanya bisa mengkira-kirakan/menginterpretasikan dari contoh kecil yang didapat/diambil.
Ketiga, matematika dan statistika berbeda dalam penggunaan bilangan. Matematika melihat bilangan sebagai bagian dari operasi, generalisasi, dan abstraksi sedangkan statistika memandang bilangan yang dihubungkan dengan situasi nyata, sehingga penting dalam pembuatan pemodelan dan mengambilan penalaran serta keputusan.
V. Penerapan dan Peranan Statistika di Kehidupan
Dalam
kehidupan yang modern sekarang ini, dengan ciri utama adalah globalisasi,
statistik tidak diragukan lagi peranannya dalam membantu memudahkan kehidupan
manusia. Lebih jelasnya, peranan statistik antara lain terlihat dalam kehidupan
sehari-hari, dalam kegiatan ilmiah, dan kegiatan proses belajar mengajar, dan
dalam kegiatan ilmu pengetahuan.
1. Untuk keperluan sensus penduduk
2. Menghitung keuangan negara
3. Mendata jumlah propinsi, kabupaten, kota, beserta perangkat pemerintahan
4. Mendata sumber daya alam, mengklasifikasikan daerah, mendata jumlah sekolah, dan lain-lain
Contoh:
Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 –12 tahun maka pemerintah dapat memperkirakan berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus disediakan mengingat usia tersebut adalah usia sekolah dasar.Demikian pula dengan mengetahui data jumlah kepala keluarga yang belum memiliki rumah sendiri, maka pemerintah dapat memperkirakan berapa pembangunan perumahan rakyat yang harus disediakan, kebutuhan bahan bangunan dan lain-lain.
VI. Kesimpulan
Setelah kita membaca keseluruhan
di atas maka kita simpulkan bahwa Statistika berhubungan dengan penyajian dan
penafsiran untuk memperoleh Informasi, kejadian yang bersifat peluang dalam
suatu penyelidikan terencana atau penelitian ilmiah.
Sejarah perkembangannya pada abad 17 statistika deskriptif mulai berkembang. Statistika mulai diterapkan pada berbagai bidang seperti ekonomi, industri, pertanian, sosiologi, psikologi, dan lain-lain.
Materi Metode Statistika dapat
dibagi atas : Statistika Deskriptif (deskriptif artinya bersifat memberi
gambaran). Statistika Inferensia = Statistika Induktif (inferential; inference
artinya menarik opini/kesimpulan). Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang
menjadi inti penyelidikan/penelitian. Jenis data menurut sumbernya, yaitu : Data
Primer dan Sekunder.
Perbedaan Statistika dan Matematika yaitu dalam penyajiannya, penalarannya dan pembilangannya. Penerapan kehidupan dilingkungan kita sudah banyak sekali sehingga kita saja mempergunakannya dengan baik.
Refrensi :
Oxford
KBBI
Encyclopedia Britania
http://www.academia.edu/3316674/Sejarah_Perkembangan_Statistika_dan_Aplikasinya
susys.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/226/PENDAHU.pdf
Gambar dari google.co.id
I. DEFINISI
II SEJARAH
2) Dosen pada Departemen Statistika FMIPA IPB,Bogor
Statistika diawali sebagai ilmu untuk mengumpulkan angka (data). Pada abad 17 statistika deskriptif mulai berkembang, begitu juga ilmu peluang yang awalnya dilahirkan dari meja judi sudah mulai muncul. Ilmu peluang ini melandasi berkembangnya statistika induktif yang terjadi pada pertukaran abad 19 dan 20 dengan Karl Pearson sebagai pelopornya. Statistika induktif berkembang pesat setelah R. A. Fisher memperkenalkan metode Maximum Likelihood pada tahun 1922. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer, metode eksplorasi data dan bootstrap mulai berkembang pada tahun 1970. Metode ini sebagai awal dari analisis data tanpa model peluang yang populer dengan data driven. Seiring dengan perkembangan statistika induktif, statistika mulai diterapkan pada berbagai bidang seperti ekonomi, industri, pertanian, sosiologi, psikologi, dan lain-lain.Di bidang ekonomi aplikasi statistika pada ekonometrika sedangkan dibidang industri aplikasi yang sangat terkenal adalah metode Quality Control dan metode Six-Sigma. Pada abad 21 diperkirakan metode data mining akan banyak digunakan dalam bidang terapan. Perkembangan ini akan berpengaruh terhadap model pendidikan dan pengajaran statistika dewasa ini. Di Indonesia penggunaan statistika dipelopori dengan dibukanya program pendidikan statistika di bawah naungan Jurusan Statistika IPB (S1 sejak tahun 1967 dan S2 sejak tahun 1975).Peran Jurusan Statistika IPB baik lewat mata kuliah pelayanan pada jurusan lain di lingkungan IPB, maupun para lulusannya yang sudah tersebar di bergai bidang pekerjaan memberikan dampak positif bagi penggunaan statistika sebagai alat bantu analisis. Sekarang selain IPB ada PTN dan PTS yang telah membuka jurusan statistika.
AWAL PERKEMBANGAN STATISTIKA SECARA UMUM
Perkembangan statistika diawali sebagai suatu ilmu yang membahas cara-cara mengumpulkan angka sebagai hasil pengamatan menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami. Menurut Spiegel (1961) statistika berasal dari kata “status” yang berarti negara. Sehingga pada awalnya statistika berkaitan dengan ilmu untuk angka-angka (keterangan) atas perintah raja suatu negara, yang ingin mengetahui kekayaan negaranya, jumlah penduduk, hewan piaraan, hasil pertanian, dan modal. Contoh tertua mengenai hal ini dapat diambil dari zaman Kaisar Agustus yang membuat pernyataan bahwa seluruh dunia harus dikenai pajak, sehingga setiap orang harus melapor kepada statistikawan terdekat (pengumpul pajak). Peristiwa lain di dalam sejarah yang dapat dikemukakan ialah sewaktu William si Penakluk memerintahkan mengadakan pencacahan jiwa dan kekayaan di seluruh wilayah Inggris untuk pengumpulan pajak dan tugas militer. Semua pengamatan dicatat di dalam sebuah buku yang dikenal dengan Domesday Book.
Dari keperluan semacam ini timbullah teknik pencatatan angka-angka pengamatan dalam bentuk daftar dan grafik. Bagian statistika yang membicarakan cara mengumpulkan dan menyederhanakan angka-angka pengamatan ini dikenal sebagai statistika deskriptif. Statistika deskriptif dapat berkembang tanpa memerlukan dasar matematika yang kuat, selain kecermatan dalam teknik berhitung.
Sejak tahun 1700-an analisis data yang dilakukan secara deskriptif berdasarkan tabel-tabel frekuensi, rataan, dan ragam untuk sampel (contoh) ukuran besar. Tahun 1800-an merupakan awal penggunaan grafik-grafik untuk penyajian data,seperti histogram, sejalan dengan penemuan sebaran (kurva) Normal. Florence Nightengale (1820-1920) adalah seorang perawat yang terkenal dengan inovasi di bidang ilmu perawatan merupakan pelopor dalam penyajian data secara grafik. Selama perang Crimean, Nightengale mengumpulkan data dan membuat sistem pencatatan. Dari data tersebut dapat ditentukan tingkat mortalitas yang dapat menunjukkan hasil perbaikan kondisi kesehatan yang cenderung menurunkan tingkat kematian. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk grafik yang merupakan suatu inovasi statistika waktu itu.
III. MATERI STATISTIKA
1. Statistika Deskriptif (deskriptif artinya bersifat memberi gambaran)
2. Statistika Inferensia = Statistika Induktif (inferential; inference artinya menarik opini/kesimpulan)
Statistika Deskriptif : metode yang berkaitan dengan pengumpulan, peringkasan ,penyajian data sehingga memberikan informasi organisation, summarization and presentation of data.
Statistika Inferensia : metode yang berkaitan dengan analisis data untuk peramalan dan/atau penarikan kesimpulan.
Contoh Statistika Deskriptif
Peringkasan data dalam bentuk :
1. Tabulasi data (Tabel)
2. Diagram Balok (Histogram)
3. Diagram Kue (Pie Chart).
Contoh Statistika Inferensia
1. Metode Pendugaan Statistik
2. Pengujian Hipotesis
3. Regresi dan Korelasi
Contoh Soal : (deskriptif atau inferensia ?) (data sekunder atau primer?) (data numerik atau kategorik?)
- Gemar Bertanya -- seorang mahasiswa STIE Gunadarma - - melakukan wawancara terhadap 10 orang pedagang kaki lima di pasar Depok. Mahasiswa tersebut melaporkan (dalam penulisan ilmiahnya) bahwa besarnya pendapatan rata-rata kesepuluh pedagang adalah Rp. 358.897,35/bulan
jawab : deskriptif, primer dan numerik.
- Di Bursa Efek Jakarta, pembelian rata-rata saham UNTUNG Corp. dalam 6 bulan terakhir mengalami peningkatan sebesar 38.47 %. Berdasarkan kenaikan tersebut, Saham Jaya -- seorang pialang meramalkan pada akhir tahun, harga saham Untung Corp. akan meningkat hingga 40 % dari harga sekarang.
jawab : inferensia, sekunder, numerik.
- Harian KOMPAK mengadakan angket bagi para remaja. Salah satu pertanyaan yang ditulis adalah "Setelah tamat SMA apa yang akan anda lakukan?" Jawaban yang diterima sangat bervariasi, namun terdapat kecenderungan yang nyata, sehingga redaksi KOMPAK dapat menggolongkan jawaban-jawaban menjadi tiga kelas, yaitu : "melanjutkan ke PT"; "bekerja" dan "tidak tahu".
jawab : deskriptif, primer, kategorik.
B. Populasi Vs Contoh/Sampel
Populasi: keseluruhan pengamatan yang menjadi inti penyelidikan/penelitian.
Contoh/Sampel : himpunan bagian dari populasi
Ukuran Populasi : banyaknya anggota populasi
Ukuran Sampel : banyaknya anggota sampel
Bias suatu sampel : perbedaan ciri sampel dengan populasi tempat sampel ditarik/diambil.
Pengambilan sampel harus dilakukan dengan hati-hati, agar bias dapat minimal.
C. Jenis Data
Berdasarkan sumber data dikenal 2 jenis data, yaitu :
a. Data Primer : data yang diusahakan/didapatkan sendiri misalnya : dengan melakukan wawancara, pengukuran atau penelitian langsung. observasi di lapang.
b. Data Sekunder : data yang diperoleh dari referensi/instansi/lembaga lain misalnya : data diperoleh dari BPS, LIPI, dsb.
Berdasarkan sifat data :
a. Data Numerik (Kuantitatif) : dinyatakan dalam besaran numerik (angka).
misalnya : data pendapatan per kapita, data harga. dll
b. Data Kategorik(Kualitatif) : diklasifikasi berdasarkan kategori tertentu.
misalnya : data hasil wawancara yang dijawab : "YA" atau "TIDAK" Data kategorik mungkin dikonversi menjadi Data Numerik. Hal ini dilakukan dengan memberi bobot pada setiap kategori.
IV. Perbedaan Statistika dan Matematika
Pertama, statistika lebih menekankan kepada penalaran induktif sedangkan matematika cenderung menggunakan penalaran deduktif. Matematika dikatakan deduktif karena beranjak dari aksioma dan teorema sehingga memunculkan penalaran-penalaran, model-model dan bukti baru berdasarkan aksioma dan teorema yang telah ada sebelumnya. Statistika, dengan situasi yang sama dan data yang sama pula bisa memberikan cara menganalisis yang berbeda dan memunculkan kesimpulan yang berbeda pula. Hal itu membutuhkan penalaran induktif, bekerja dengan randomisasi/pengacakan, pengambilan kesimpulan yang sesuai dan menginterpretasi hasil yang didapat.
Kedua, matematika menyajikan abstraksi sedangkan statistika memberikan wawasan dengan penginterpretasikan situasi nyata. Matematika merupakan ilmu yang abstrak, pada awalnya mungkin terkesan nyata tetapi pada akhirnya matematika akan cenderung abstrak. Sedangkan statistika lebih cenderung ke kejadian nyata seperti untuk mengetahui berapa jumlah penduduk yang bekerja dan merasa puas dengan pekerjaannya, mengetahui jumlah prosentasi ikan yang ada di lautan, kita tidak bisa menggunakan perhitungan yang tepat karena kita hanya bisa mengkira-kirakan/menginterpretasikan dari contoh kecil yang didapat/diambil.
Ketiga, matematika dan statistika berbeda dalam penggunaan bilangan. Matematika melihat bilangan sebagai bagian dari operasi, generalisasi, dan abstraksi sedangkan statistika memandang bilangan yang dihubungkan dengan situasi nyata, sehingga penting dalam pembuatan pemodelan dan mengambilan penalaran serta keputusan.
V. Penerapan dan Peranan Statistika di Kehidupan
- Dalam
kehidupan sehari-hari
Dalam
kehidupan sehari-hari, statistik memiliki peranan sebagai penyedia bahanbahan
atau keterangan-keterangan berbagai hal untuk diolah dan ditafsirkan. Contoh:
angka kenakalan remaja, tingkat biaya hidup, tingkat kecelakaan lalu lintas,
dan tingkat pendapatan.
- Dalam
penelitian ilmiah
Dalam
penelitian ilmiah, statistik memiliki peranan sebagai penyedia data untuk
mengemukakan atau menemukan kembali keterangan-keterangan yang seolaholah
tersembunyi dalam angka-angka statistik
- Dalam
kegiatan proses belajar mengajar
Dalam
kegiatan proses belajar mengajar, statistik banyak membantu dalam menganalisis
soal-soal yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran. Contoh: perbandingan
banyaknya siswa perempuan dan laki-laki di kelas I, rerata prestasi siswa
matematika di kelas V, dan besarnya indeks objektivitas sekolah ’PANCA SAKTI’
dalam mengikuti Ujian Nasional Matematika.
- Dalam
kegiatan ilmu pengetahuan
Dalam
ilmu pengetahuan, statistik memiliki peranan sebagai sarana analisis dan
interpretasi dari data kuantitatif ilmu pengetahuan, sehingga diperoleh suatu
kesimpulan dari berbagai data tersebut.
Dalam
kehidupan sehari-hari statistika memiliki peran. Terkadang orang tidak
menyadari bahwa apa yang dia lakukan adalah penerapan dari statistika,
dimana kali ini seperti diatas perananya, akan tetapi lebih secara rinci lagi :
- PERANAN STATISTIKA DALAM BIDANG PENDIDIKAN MENGETAHUI RATA-RATA NILAI
Contoh kasus :
Seorang wali murid menanyakan kepada seorang guru tentang
rata-rata nilai rapor anaknya. Walaupun guru yang bersangkutan bukan guru
matematika, guru tersebut juga harus mengetahui hasil rata-rata rapot sang
anak. Maka dalam hal ini statistika sangat dibutuhkan. Bagaimana cara
menghitung rata-rata? Rata-rata adalah jumlah data dibagi dengan banyaknya data
- PERANAN STATISTIKA DALAM BIDANG PENELITIAN
Dalam penelitian biasanya dimulai dengan mengumpulkan data
berdasarkan pengamatan atau hasil suatu eksperimen yang harus diolah. Untuk
memudahkan pembacaan terhadap data-data penelitian, dapat digunakan penyajian
data dalam bentuk grafik atau diagram.Untuk mengolah data, khususnya data
kuantitatif sangat diperlukan uji statistik, misalnya: menggunakan analisis
regresi atau analisis variansi ataupun analisis statistik yang lain.Berdasarkan
uji statistuk tersebut selanjutnya disusun suatu kesimpulan sebagai hasil penelitian.
- PERANAN STATISTIKA DALAM PEMERINTAHAN
Dalam bidang pemerintahan suatu negara, statistika mempunyai
peranan yang sangat penting:
1. Untuk keperluan sensus penduduk
2. Menghitung keuangan negara
3. Mendata jumlah propinsi, kabupaten, kota, beserta perangkat pemerintahan
4. Mendata sumber daya alam, mengklasifikasikan daerah, mendata jumlah sekolah, dan lain-lain
Contoh:
Dengan mengetahui jumlah penduduk usia 7 –12 tahun maka pemerintah dapat memperkirakan berapa kebutuhan sekolah dasar yang harus disediakan mengingat usia tersebut adalah usia sekolah dasar.Demikian pula dengan mengetahui data jumlah kepala keluarga yang belum memiliki rumah sendiri, maka pemerintah dapat memperkirakan berapa pembangunan perumahan rakyat yang harus disediakan, kebutuhan bahan bangunan dan lain-lain.
VI. Kesimpulan
Sejarah perkembangannya pada abad 17 statistika deskriptif mulai berkembang. Statistika mulai diterapkan pada berbagai bidang seperti ekonomi, industri, pertanian, sosiologi, psikologi, dan lain-lain.
Perbedaan Statistika dan Matematika yaitu dalam penyajiannya, penalarannya dan pembilangannya. Penerapan kehidupan dilingkungan kita sudah banyak sekali sehingga kita saja mempergunakannya dengan baik.
Refrensi :
Oxford
KBBI
Encyclopedia Britania
http://www.academia.edu/3316674/Sejarah_Perkembangan_Statistika_dan_Aplikasinya
susys.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/226/PENDAHU.pdf
https://lutfi4math.wordpress.com/2012/02/18/perbedaan-matematika-dan-statistika/
https://dreamerzone16.wordpress.com/ilmu-statistika/
http://dokumen.tips/documents/peran-statistika-dalam-kehidupan-sehari.html
http://indah120809.blogspot.co.id/2011/06/peran-statistik-terhadap-kehidupan.html
http://www.scribd.com/doc/37901940/Dalam-kehidupan-sehari#scribdGambar dari google.co.id